Setidaknya ada ada 4 faktor yang memungkinkan adanya interaksi dialog dengan bangsa jin, yaitu:
1. Jin datang sendiri kepada manusia dengan menampakkan diri dan menyerupai sosok tertentu sehingga bisa dilihat oleh manusia dan berdialog dengannya. Dan bisa jadi jin tersebut menampakkan diri sebagaimana manusia, berbicara dengan bahasa setempat dan tak diketemukan kejanggalan sedari awal.
Di antara yang terjadi di kalangan salaf adalah penampakan jin di gudang zakat terhadap Abu Hurayrah, bahkan meminta makanan. Ini menunjukkan makanan manusia bisa bermanfaat bagi jin. Abu Hurayrah pun bercakap dengannya dengan bahasa Arab. Ini menunjukkan bahwa jin pun berbicara dengan bahasa setempat. Karenanya, merupakan kewajaran jika ada jin berbahasa Lombok, Jawa, Betawi, bahkan bahasa gaul sekalipun.
2. Jin datang ke manusia tanpa menampakkan diri. Ia datang hanya dengan suara dan bisikan, dan ini adalah termasuk bentuk gangguan syetan. Seperti pula yang diisyaratkan oleh Rasulullah bahwa di antara makar setan adalah pertanyaan ‘Siapa yang menciptakan ini?’ kemudian berlanjut ke ‘Siapa yang menciptakan Allah?’ dan kemudian syubhat menghampiri dengan deras jika tidak senantiasa korbannya berdzikir, berta’awwudz mengingat Allah.
Macam dialog seperti ini rentan terjadi pada jenis manusia pendiam, pasif dan pelamun. Dan ini relatif justru lebih berbahaya dibandingkan kesurupan biasa. seperti contoh kasus seorang pasien kami yg mendapat bisikan beberapa pekan lalu, videonya bisa di liat di sini :
3. Jin tidak datang dengan sendirinya tapi didatangkan atau diundang. Diundang dengan membaca mantra atau melakukan ritual-ritual menyimpang. Cara inilah yang biasanya dipakai oleh dukun, tukang sihir, tukang ramal atau mereka yang semisal. Kedatangannya bisa berbentuk penampakan atau hanya berupa suara saja.
Hal seperti ini sebenarnya kerap terjadi di beberapa acara televisi bertajuk dunia gaib. Karena itu, sesaleh-salehnya penampakan tokoh dalam acara ini, tidak patut dinilai bahwa ia memang saleh.
Beberapa dukun tanah Jawa pun sengaja mempromosikan ‘kesaktian’ mereka dengan mengundang beberapa jin untuk hadirkan penampakan semisal pocongan, kuntilanak, dan lainnya di kuburan atau rumah kosong; yang direkam di video kemudian disebarluaskan dan diperjualbelikan.
Di antara mereka ada yang membaca mantra-mantra yang ternyata berasal dari lafal ayat al-Qur’an dengan kuantitas tertentu lalu dibalut-balut dengan lafal lain berulang-ulang dan sebagainya, sedangkan hati mereka menghambakan diri pada setan.
Di antara mereka ada yang berkumpul keliling di sebuah kuburan kemudian membaca Yasin bersama di tengah gulita malam. Lalu di antara mereka pun berdialog dengan setan yang terpanggil atau yang diutus oleh kelompok para setan.
Allah berfirman: “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-iin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” [QS. Al-Jin: 6].
4. Dengan tarekat mediumisasi. Tarekat ini ada 2:
(a) Dengan cara menghadirkan seorang manusia, lalu ia melakukan ritual (gerakan) atau baca mantra untuk mengundang jin yang dimaksud, agar masuk ke jasad manusia yang disiapkan untuk jadi mediator. Lalu terjadilah dialog antara pengundang dengan jin melalui mediator tersebut.
Cara ini tidak dibenarkan syari’at dan juga tidak pernah dilakukan Rasulullah , dan biasanya ada unsur kesyirikan di dalamnya.
Cara ini bisa Anda saksikan di program² mistik di TV atau Yotube perdukunan , Dan terbukti, siapapun ‘kyai’ atau ‘ustadz’ atau ‘praktisi gaib’ yang hadir, pasti ia akan melakukan gerakan tertentu atau baca mantra untuk mengundang jin agar masuk ke jasad mediator.
(b) Dengan cara memanfaatkan orang kesurupan. Ada orang yang diganggu jin atau kesurupan, lalu dilakukan terapi ruqyah padanya, dan saat ruqyah dibaca, terkadang jinnya berbicara atau berdialog dengan manusia lewat mulut orang yang terganggu.
Jadi apabila dengan dibacakan ayat dan do’a, jin yang di dalam tubuh orang tersebut bereaksi dan mau berbicara, maka terjadilah interaksi dialog. Tapi kalau tidak mau berbicara atau berdialog, kita tidak boleh memaksanya.
Dan dialognya pun bukan untuk hal-hal yang rendahan, terlebih yang berbau kesyirikan, seperti bertanya perihal jodoh, rizki dan lainnya. Jin-jin have nothing to do with it. Dan pertanyaan bahlul ini hanya dilakukan oleh orang jahil, atau dukun yang lebih jahil dari orang jahil.
Fokuslah pada hal yang berkaitan dengan proses terapi. Berikanlah nasehat agama kepadanya agar ia bertaubat kepada Allah dan tidak melakukan kedzaliman lagi. Kalau ia mengaku agamanya non muslim, ajaklah ia masuk lslam. Kalau ia masuk lslamnya pura-pura, itu bukan urusan Anda, Allah yang Maha Tahu, yang penting kita sudah menyampaikan kebenaran. Kalau ia mengaku masuknya melalui sihir, tanyakan di mana letak sihirnya. Tapi waspadalah! Bisa jadi ia membohongi Anda.
Dan beberapa kali untuk jin yang berbeda-beda, kami nasehatkan tentang taubat, agar setan-setan itu takut kepada Allah dan adzab-Nya disebabkan kezalimannya.
Di antara mereka, ada yang sangat sedih hingga menangis benar-benar. Di antara mereka, ada yang terus melawan, mengumbar caci dan menertawakan, namun ketika diperdengarkan ayat al-Qur’an, kekuatan mereka berhabisan.
Sebab Tak ada satu pun Makhluk yg bisa melawan kekuatan Al Quran sebagai sumber petunjuk dan Mukjizat kenabian.
Allahulmusta’an.