Bismillah Walhamdulillah
Assholatu Wassalamu ‘Ala Rosulillah
Kesurupan adalah sebuah gambaran dimana ruh manusia tergeser kekuasaannya dan ruh syaitan menguasai (meraksuki) akal manusia dan mengendalikannya serta keluar dari fitroh aslinya.
Pada sebuah kondisi, syaitan berhasil menguasai secara penuh. Pada kondisi lain hanya beberapa persen, atau keraksukan parsial. Sehingga terjadi pertempuran, perebutan kekuasaan antara jiwa manusia dengan ruh jahat ini.
Jika jiwa (nafsiah) manusia dan ruh jahat ini menyatu, bersekutu, maka ruh manusia kalah dan akal dikuasai sepenuhnya. Sehingga orang yang tidak memahami kondisi ini melihat seluruh gerak jasadnya seperti syaitan.
Kondisi kesurupan syaitan ini hanya terjadi saat sistem pusat kontrol manusia yaitu qolbunya hilang perlindungan hingga ia disusupi dan dikuasai.
Nabi sholallahu alaiyhi wassalam bersabda; “Sesungguhnya syaitan senantiasa mengintai qolbu manusia, jika disana ada dzikir maka ia menyelinap. Jika diruang itu tdk ada dzikir maka dia menguasai dengan waswas”.
Waswas adalah pengaruh yang ditimbulkan syaitan berupa keraguan dan seluruh hal buruk yang bertolak belakang dengan fitrah manusia.
Suara yang kemudian disebut sihirnya masuk melalui perasaan atau jiwa manusia, kemudian masuk keruang fikiran atau akal manusia dan menggoncangnya. Melemahkannya. Dan sekali lagi, menguasai dan mengontrolnya dari dalam.
Baik, penegassan. Ada kesurupan parsial semisal pada mata, tangan, atau pergerakkan lain. Juga ada kesurupan total dimana ia tidak sadar sama sekali berjam-jam, berhari-hari bahkan ada kasus belasan tahun.
Beberapa minggu lalu saya meruqyah seorang wanita bersama suaminya, setelah selesai istrinya bertanya. “Ini dimana bi?” Suaminya menjawab; “Ini di Cafe Unai. Ini ustadz Nai?” Nadanya balik bertanya.
Lalu saya ikut bertanya; “Ibu, kapan terakhir sadar?”
“Di bandung ustadz. Tadi pagi?” Jawabnya sangat kebingungan.
“Tadi kan kamu yang nyetir?!” Suaminya malah semakin heran.
“Kecepatan berapa? Tadi mampir gak di rest area?!” Tanya saya menikmati dialog itu.
“Iya tadz, kecepatan 90 tadi. Mampir dan sarapan di pom bensin. Dan bahkan berantem, ia mau pulang?!” Jawabnya sangat percaya diri.
Dan banyak kasus lain; semisal yang dialami ust. Rizal Fadilah. Beliau meruqyah suami istri, setelah selesai istrinya bergeser dari duduknya dan bertanya.
“Ini siapa?!” Katanya menunjuk ke suaminya.
“Ini suami ibu. Dan anak-anak ibu” kata ustadz Rizal. Sambil menunjuk 3 anaknya.
Banyak kasus wanita disihir lalu ia sadar setelah rumahnya terjual dan ia diceraikan dalam keadaan hamil. Mungkin ada puluhan atau ratusan kasus semisal.
Hypnosis adalah kasus paling ringan, dari sihir moderen ini telah memakan ribuan atau jutaan korban. Manusia diperas uangnya dari kendali media jarak jauh atau dengan sentuhan langsung. Dan akalnya tunduk sepenuhnya.
Adapun kesurupan dalam dunia ruqyah sedikit berbeda, hal ini terjadi dari syaitan yang terusik dalam diri manusia. Syaitan external yang sebelumnya masuk sebab dikirim tukang sihir, jin nasab atau yang ia undang sendiri.
Syaitan yang terusik dengan bacaan al Quran peruqyah itu mengambil alih akal manusia dan menggerakkan jasad manusia dan melakukan seluruh potensi untuk menghentikan bacaannya.
Maka kadang terjadi perkelahian atau kontak fisik antara peruqyah dan pasien yang dirasuki syaitan. Peruqyah berusaha melumpuhkan kekuatan syaitan yang telah menguasai jiwa, akal dan jasadnya.
Cara termudah adalah dengan melakukan persuasi terhadap jiwa pasien dan menggeser pengaruh syaitan lalu mengontrolnya. Tentu dengan ilmu, izin dan kekuatan dari Allah.
Jika jiwanya berhasil dikuasai kembali. Maka pasien yang diraksuki syaitan akan roboh tanpa sentuhan. Karena pengaruh dalam dirinya lepas. Maka kadang peruqyah hanya meniupnya.
Tiupan philosofis yang mendalam, dimana sang roqy tau lawannya adalah ruh syaitan yang lemah. Bukan jasad gagah perkasa yang dilihat matanya. Maka tiupan itu adalah upaya menghinakan dan menunjukan kelemahan musuhnya.
Ini adalah kesurupan level 1, dimana raga manusia dikuasai syaitan dari jiwa dan akalnya. Cara penyembuhannya mudah, hanya dibacakan ayat-ayat al Quran dengan niat untuk menolongnya. Pasti Allah akan menolong hamba-Nya.
Karena kata Nabi sholallahu alaiyhi wa sallam, “Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”.
Sebelum syaitan keluar, tentu ia melakukan perlawanan terakhir. Sebelum ia keluar atau mundur teratur. Namun pada sebagian banyak kisah, justru syaitan merubah strategi. Inilah fase kesurupan level 2.
Tahap awal, syaitan yang terusik dalam jiwa manusia melakukan perlawanan fisik dengan menguasai jiwa dan akal manusia. Kemudian menggerakkan jasad, melakukan upaya untuk menghentikan bacaan peruqyah yang penuh berkah.
Setelah melihat peruqyah itu telah putus urat takutnya, maka syaitan menarik diri dari jasad dan akal manusia. Ia masuk keruang qolbu manusia dan diam-diam mempengaruhi ruang itu saja. Sehingga manusia itu mendapatkan kembali kesadarannya!
Disini tugas peruqyah selesai, menyadarkan pasien dari kesurupan. Namun sebenarnya ada tugas berikutnya, yakni menjadi Da’i yang menasihati untuk ingat Allah dan senantiasa melakukannya untuk perbentengan qolbunya dari penguasaan syaitan.
Pada fase ini pasien memasuki ruqyah mandiri, dari yang sederhana 3 Qul (Al Ikhlas dan Al Mu’awidzattain) hingga 3 Al (Al Fatihah dan Azzahrowain).
Meski pertempuran fisik selesai, namun pertempuran rasa belum usai. Ketika marah, sedih atau takut syaitan akan menguasai jiwa dan akalnya lagi. Ketika manusia dalam keadaan tenang (berdzikir) maka syaitan ada di area sekitar belikat, pundak, kepala dan sendi.
Kondisi ini disebut kesurupan level 2, dimana syaitan melepaskan kekuasaannya pada akal manusia dan masuk kedalam dada atau rasa manusia dan mempengaruhinya.
Pengaruh syaitan yang ditimbulkan syaitan pada dada dan fikirannya ini kemudian menimbulkan asam lambung dan vertigo.
Asam lambung ditimbulkan oleh gejolak aktifitas pada sel otak yang meningkat, dan vertigo disebabkan luka lambung. Luka yang terjadi karena produksi asam lambung yang berlebihan.
Kita bisa menyaksikan seseorang diruqyah dengan bacaan al Quran tidak kesurupan, hanya menangis dan muntah-muntah. Ini level 2, sekali lagi syaitan tidak menguasai akalnya sehingga nampak normal saja.
Bagaimana kesurupan level 3?
Silahkan simak tulisan sebelumnya dengan judul “KESURUPAN LEVEL 3”. Bagaimana manusia bisa diam-diam kesurupan.
Intinya syaitan telah melihat ancaman, dimana jika manusia itu dibacakan al Quran ia akan muntah dan membaik. Maka ia berhenti menyakiti lambung dan kepala manusia. Pengaruhnya makin mengecil sampai hilang.
Hanya sebenarnya syaitan masih akan merasuki manusia pada kesurupan level 2 ini dalam jangka yang lama, dalam penelitian saya hingga 2-9 tahun setelah ruqyah pertama.
Dia ada dalam diri manusia, bersembunyi dan menyebabkan ketidak seimbangan yang ringan. Semisal sering masuk angin, mudah sakit, emosi tidak terkontrol, melankolis, depresi ringan, anto sosial dan malas beribadah kepada Allah.
Jika manusia ini terus berjalan menuju cahaya maka kegelapannya perlahan sirna. Sebuah rumus pasti, dimana kegelapan akan musnah ketika dihadapkan pada cahaya.
Namun perlu diketahui, saudaraku sekalian. Bahwasannya dalam diri manusia ada sisi gelap yang terus akan ada sebelum ia ditundukan dan masuk kotak. Yakni nafsu.
Perjalanan untuk menundukkannya disebut Jihaddunnafs. Pertempuran terlama antara fitrah manusia dengan gejolak syahwatnya yang meminta 4 hal untuk dipenuhi. Dari syahwat makanan, syahwat kemaluan, syahwat harta dan kekuasaan.
Selama nafsu ini belum ditundukan maka syaitan berada pada sisi gelap manusia ini. Ia mengendarai nafsu. Hingga manusia menyadari keinginan syaitan dam dirinya itu sebagai keinginan atau perasaan dirinya.
Akibatnya akal tidak menolaknya. Hanya hamba Allah yang diberi-Nya penghlihatan tajam yang memahami bahwa seseorang itu sedang diam-diam kesurupan atau dikuasai syaitan.
Nampak gejolak syahwat yang tidak terbendung dan manifestasi darinya berupa ujub, angkuh, hasad dan sombong serta serangkaian sifat buruk yang menjadikan syaitan aman hingga sakaratul maut manusia.
Bisa saja pakaian dan qidahnya sudah hijrah, namun keangkuhan menyelimutinya. Sifat-sifat syaitan dan neraka yang panas ada pada dirinya. Marah, bergejolak, tergesa-gesa dalam segala hal, panas, keras yang manusia lain diluar dirinya bisa melihatnya.
Kesurupan level 3 tidak bisa diruqyah kecuali Allah berikan rahmat dan hidayah-Nya. Biasanya melalui peringatan, musibah, rantai ujian, hingga adzab yang membuat akalnya tunduk dan kembali bersujud menyerah kepada Allah.
Tentu hidayah tidak datang sebagaimana hujan dari langit, seseorang harus melakukan pendakian. Mulai adala upaya penentangan terhadap nafsu hingga ia melemah (lawammah) dan mencapai mut’mainnah. Dimana ia tenang dalam keta’atan.
Pada puncak mut’mainnah ini syaitan level 4 bermain. Ulama-ulama syaitan hanya akan mendatangi ulama manusia. Tidak ada pengecualian. Bahkan Iblis laknatullah, bisa datang langsung untuk menggoda Nabi sekalipun.
Jika kesurupan level 1 itu targetnya menceraikan suami istri yang saling mencintai. Maka target syaitan pada level 4 ini adalah menciptakan perselisihan dan permusuhan hingga ummat islam bercerai berai. Dan menjadi lemah..
“Sesungguhnya syaitan telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang yang shalat di jazirah arab, akan tetapi dia mengadu domba di antara mereka.” (HR. Muslim no. 2812).
Maka, waspadai dan ketahuilah wahai para praktisi ruqyah. Visi kita bukanlah menyehatkan manusia. Kita bukanlah tukang obat. Atau peruqyah keliling namun Da’i yang menyeru kepada Tauhid. Membentengi dan menjaga Aqidah kaum muslimin. Dan ini bukan pekerjaan sederhana.
Keberhasilan kita bukanlah melepaskan syaitan pada akal manusia, namun juga memisahkan jiwa dari pengaruhnya. Menyucikannya dan meyelami keberkahannya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.” (QS Ali Imran:103)
Allah Ta’ala ingatkan kita akan nikmat-Nya, setelah menyeru hamba-Nya untuk bersatu. Mengenal ruqyah yang sesuai syariat adalah nikmat besar, dengannya kita mengenal sunnah nabawiyyah yang agung, mengenal al Quran dan mendapatkan kemuliaan.
Intinya kesurupan level 2 dan 3 masih mungkin dialami peruqyah, mereka kadang masih menyadarinya. Sementara kesurupan level 4 ini terjadi kepada para ulama dan mereka tidak menyadarinya.
Semakin besar tipu daya syaitan semakin halus manusia rasakan. Maka dari itu, kesurupan yang tampak pada manusia adalah godaan syaitan paling ringan.
Karena manusia menyadari dan berusaha sembuhnkan dirinya: beda dengan kesurupan diam-diam pada level 3 dan 4.
Afwan kepanjangan; jika belum kenyang, bisa ikut Akademi Ruqyah RehabHati, Intensif Training 48jam. Juga bisa dapatkan versi lengkap 7 Chapter dan 48 Point inti ilmu Ruqyh dan Tazkiyyatunnafs dalam buku Masterpiece RehabHati.
Semoga Allah istiqomahkan kita hingga mencapai Qantharah, disucikan dan memasuki syurga-Nya. Sebuah tempat dimana kita tidak mendengar kata yang sia-sia dan Allah tidak murka lagi kepada kita untuk selama-lamanya.
Oleh:
NURUDDIN AL INDUNISSY