Ain yg berasal dari pujian dan ain yg berasal dari hassad itu mutlaq haq adanya.
Diantara dari sekian pengamatan yg telah saya perhatikan, Salah satu ciri pelempar ain dari pujian yg “handal” adalah kalau ngobrol sama dia gampang bgt menceritakan keunggulan atau kebaikan seseorang dengan detail, mujinya gak kira2, dan menceritakannya dengan berapi2 penuh semangat. Bisa antara anak dan orang tua, antara sesama sahabat, antara sesama kolega, atau bisa juga antara murid dengan guru.
contoh kasus adalah ada orang tua yang memuji berlebihan seseorang dengan mengangkatnya setinggi langit seolah tak bercela yang berulang ulang setiap bertemu dan berdialog.
Sebaliknya pelempar ain dari hassad yg “ulung” adalah kebalikannya, ketika bicara dengan dia maka akan dengan sangat mudah menceritakan cela dan keburukan orang lain (ghibah) dengan detail dan penuh dengan kebencian dari pemilihan diksi dan cara dia menceritakan sesuatunya.
contoh kasusnya adalah mengkritik kekurangan, aib, cela, sakit anggota keluarganya dengan terlalu berlebihan hingga seolah olah tidak ada kebaikan lagi dan ini diceritakan berulang ulang tiap ada kesempatan. orang yang sudah terlanjur mudah terinjeck akan mudah terkena ain dan hasad hingga cukup berkata misalnya “anak pemalas” sudah lengsung mengubah sifat dan sikapnya menjadi pemalas. Bahkan beragam penyakit tiba tiba muncul cukup dengan melempar ain dan hasad saja.
– Terus jika ketemu yg begitu gimana?
+ Nasihatilah, berikan pemahaman padanya bahwa jika begitu adalah sebuah sikap yg salah dan membahayakan orang lain terlebih dirinya berdosa.Jikapun memuji wajib menyebut nama Allah
Maka jika sudah disampaikan dan ybs menolak maka selesai sampai disitu. Dan kita sering2lah baca doa perlindungan dari ain ketika berinteraksi atau bermuamalah dengannya.
Wallahu alam…
Arsyadaniyallahu waiyyakum
copas disertai perbaikan