TIDAK ADA PENYAKIT MENULAR
Bismillah walhamdulillah. Perhatikan beberapa Nasihat Nabi Sholallahu Alaiyhi Wassalam yang akan menyuburkan iman seorang mukmin dalam menyikapi wabah.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ النَّبيُّ : لاَ عَدْوَى, وَلاَ طِيَرَةَ , وَأُحِبُّ الْفَأْلَ الصَّالِحَ
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: “Tidak ada penyakit menular dan thiyarah (merasa sial dengan burung dan sejenisnya), dan saya menyukai ucapan yang baik”. HR. Muslim no. 2223
Mendengar hal ini, para sahabat bertanya kepada Rasulullah: “Lalu bagaimana ketika ada unta yang kudisan, lalu yang sebelahnya pun kudisan?”
فَمَنْ أَعْدَى الْأَوَّلَ ؟
“Kalau begitu siapa yang menulari (onta) yang pertama ?” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Namun dalam hadits lain, diriwayatkan Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يُوْرِدُ مُمْرِضٌ عَلَى مُصِحٍّ
“Janganlah unta yang sehat dicampur dengan unta yang sakit”. HR. Bukhari no. 5771 dan Muslim no. 2221
PERINTAH MENGHINDAR
فِرَّ مِنَ الْمَجْذُوْمِ فِرَارَكَ مِنَ الأَسَدِ
“Larilah dari penyakit kusta seperti engkau lari dari singa”. HR. Muslim: 5380
Jadi, kesimpulannya tidak ada penyakit yang menular kecuali dengan pengawasan dan izin (takdir-Nya).
Jangankan virus yang mematikan ini, sebutir debu yang terbang, selembar daun yang jatuh, setiap denyut nadi mahluk yang hidup ada dalam pengawasan Allah.
Namun demikian, jangan rasa percaya diri itu kemudian kita menjadi lalai. Bercanda berlebihan apalagi menantang kematian. Terutama para praktisi ruqyah dan thibunnabawi, mari sikapi dengan ideal.
Ummar Bin Khotob Rhadiyallahu Anhu saja yang ditakuti syaitan menghindar!
UMMAR BIN KHOTOB MENGHINDARI VIRUS
Abdullah bin ‘Amir mengatakan, Umar bin Khotob Rhadiyallahu anhu kemudian tidak melanjutkan perjalanan.
أَنَّ عُمَرَ، خَرَجَ إِلَى الشَّأْمِ، فَلَمَّا كَانَ بِسَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّأْمِ، فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ ”
Artinya: Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam, saat sampai di wilah bernama Sargh. Saat itu Umar mendapat kabar adanya wabah di wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad SAW pernah berkata, “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhori).
SEMUA ATAS IZIN DAN KEHENDAK ALLAH
وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ
…Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. (Al Baqarah 102)
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Artinya: Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”
WAFAT KARENA VIRUS ADALAH SYAHID
الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: “Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya). (HR Bukhori)
Jadi kita tidak perlu khawatir dengan berita dan wabah yang memasuki negeri kita. Namun kita diperintahkan untuk menghindar, berdo’a dan bertawakkal kepada Allah.
EBOOK, AMALAN DAN DO’A
SAAT WABAH MENIMPA UMMAT MANUSIA
Simak selengkapnya di https://rehabhati.com/doa-ruqyah-virus-corona/