Kalau kita melihat Realita dan kenyataan yang ada !…hampir seluruh masyarakat kita masih sangat percaya , dan mengandalkan pawang hujan , supaya bisa menahan dan memindahkan hujan ketempat yang lain , agar acara yang di adakan sukses tidak mengalami gangguan hujan.
Mulai dari masyarakat awam , pedesan , tradisional , sampai pada masyarakat yang terdidik , dan berpangkat , masyarakat kota , bahkan juga sebagian orang yang dikenal paham agama,
Tidak termasuk mereka yg bekerja secara ilmiyah seperti : BPPT / BMKG memakai tehnologi modifikasi cuaca , antara lain dengan memasang generator Aerroso ( pembangkit ) berbahan baku kimia , yang dilarutkan dan dibakar sehingga menghasilkan partikel Hygroscopic dengan ketebalan dibawah 1 mikron . Dan alat yang menghasilkan partikel ini berpungsi untuk memandulkan awan yang berpotensi hujan menjadi putih dan hilang dari lokasi target yang di inginkan !
Profil pawang hujan seperti yang ini menurut para Ulama diperbolehkan dalam islam , atau pawang hujan dengan menggunakan doa yang di minta kepada Allah Subhaanahu wa ta’aala seperti hadits berikut :
Ada seorang laki-laki yang masuk dari pintu yang sama , sementara Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam sedangkan berdiri menyampaikan khutbahnya , kemudian orang itu menghadap beliau sambil berdiri seraya berkata : Wahai Rasulullah harta benda telah biasa dan jalan-jalanpun terputus , MAKA MINTALAH KEPADA ALLAH AGAR MENAHAN HUJAN !…
Anas berkata , Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam Lantas mengangkat kedua tangan ya seraya berdoa : Ya Allah turun kanlah hujan sekitar kami aja , dan jangan membahayakan kami , Ya Allah turunkankah dia diatas bukit-bukit , gunung-gunung, bendungan air , dataran tinggi, jurang-jurang yang dalam , serta tempat-tempat tumbuhnya pepohonan , Anas berkata : Maka hujan berhenti , Kami lalu keluar berjalan-jalan di bawah sinar matahari ( HR.Bukhori no 1013 dan Muslim no : 897 ).
Perlu diingat hujan sebenarnya adalah rahmat dari Allah Subhaanahu wata’aala yang membuat , menurunkan , dan menentukan kadar waktu maupun tempatnya hujan adalah haq Allah Azza Wajalla .
” Dialah Allah yang menurunkan hujan dati langit ” ( Q.S.2.Ayat : 22 ) .
Yang sedang kita bahas kali ini adalah pawang hujan yang merupakan salah satu jenis para normal yang melayani jasa agar suatu Wilayah tidak terjadi hujan , biasa karena sipemesan jasa ini memiliki hajat tertentu seperti : pesta pernikahan , sunatan , kompanye dll….dan dengan be ragam tarif yang biasa di bayar 2 atau 3 juta dst…tergantung permintaan sipawang .
Dan cara kerja pawang umumnya :
1 . Ada pawang yang menggunakan mantra dan meminta keluarga menyucapkan mantra tersebut .
2 . Ada juga yang mensyaratkan beberapa Botol bir untuk minun mahluk penggeser hujan .
3 . Ada pawang meminta disediakan beberapa rantang nasi dan sebuah payung hitam .
4 . Ada yang membalikkan sapu lidi bekas dan di tanancapkan bawang merah dan cabe merah .
5 . Ada yang melarang shohibul hajat untuk tidak mandikan sepanjang hari .
6. Ada pula yang minta disediakan berpuluh-puluh bangtang rokok dari lintingan daun nipah .
7 . Ada pawang tidak di benarkan untuk menyentuh air .
8 . Ada pawang berziarah ke makam leluhur orang yang minta bantuan .
8 . Ada juga caranya untuk membuang nasi genggam keatas genteng .
10. Ada juga yang membakar kemenyan , dan membuang kembang kesungai .
Dan masih banyak lagi cara – cara yang lain yang di larang oleh islam …
Seperti pengalaman penulis diundang datang kerumah seorang ibu yang sudah tua , kurang lebih usianya sekitat 65 tahun yaitu tinggal sekitar daerah Kali Deres Jakarta Barat !…yang menderita sakit badannya bengkak semua dan susah untuk jalan…menurun perediksi diaknosa dunia medis penyakitnya biasa saja .
Dan ibu ini perofesinya sehari-harinya biasa mengobati berbagai penyakit dan juga bisa menahan hujan , memindahkan hujan atau bisa membuat nasi tidak berkurang kalau ada pesta dan hajatan, caranya Ibu ini duduk didapur ( pendaringan pawang dapur ) orang tukang masak itu masak nasi terus nasinya engga habis-habis walaupun sudah diambil oleh banyak tamu undangan.
Tapi anehnya pas ibu itu sakit dia tidak bisa mengobati dirinya sendiri !…tadinya bisa mengobati siapa saja dan punya amalan dzikir banyak sekali , ibu ini pun sering berpuasa putih , supaya pengobatannya lebih mujarap , mustajab dan ma’bul ucapnya…
Alhamdulillah setelah ibu itu di ruqyah dengan reaksi pasif ada yang terlepas dari badannya dia rasa , lalu segar dan bisa berjalan tidak seperti semula tadinya jalan dipapak….dan seterusnya kita beri taushiyah kepada ibu itu untuk meninggalkan ritual dan puasa yang tidak ada tuntunannya .
Sudah jelas bahwa pawang hujan atau pawang dapur seperti ini , merupakan terlarang dalam islam , termasuk menentang Rububiyatullah di samping cara-cara yang digunakan sarat dengan kesyirikan , Allah Subhaanahu wata’aala .
” Maka barang siapa mengharapkan pertemukan dengan Rabnya , maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan jangan dia mempersekutukan dengan sesuatu apapun dalam beribadah kepadanya ” ( Q.S.18.Ayat : 110 ) .
” Sesungguhnya barang siapa merpersekutukan sesuatu dengan Allah , maka sesungguhnya Allah mengharamkan surga baginya , dan tempatnya dineraka , dan tidak ada seorang penolongpun bagi orang-orang dzolimi itu ( Q.S.5.Ayat : 72 ).